BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembiayaan
Pendidikan adalah merupakan hal yang vital dalam rangka terlaksananya sebuah
pendidikan yang ada. Karena segala aktifitas kegiatan tersebut memerlukan
sebuah penanganan dalam segi finansial yang
memadai pula. Pembiayaan dalam konteks ini dalam berupa uang atau barang
dalam rangka menunjang proses pendidikan tersebut.
Kemudian
upaya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan
secara menyeluruh dan profesional terhadap sumberdaya yang ada dalam lembaga
Pendidikan Islam salah satu sumberdaya yang perlu dikelola dengan baik adalah
masalah keuangan. Dalam konteks ini keuangan atau biaya adalah merupakan sumber
dana yang sangat diperlukan sekolah Islam sebagai alat untuk melengkapkan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah
Islam, meningkatkan kesejahteraan guru, layanan, dan pelaksanaan program
supervisi.[1]
Dalam
sejarah kejayaan Islam dulu, dalam hal pendidikannya menjadi mercusuar dunia
yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh yang ahli dalam berbagai cabang bidang
keilmuan yang dimiliki. Dan tentunya mereka juga terlahir dari sebuah
tempat/lembaga pendidikan yang juga sangat baik pada zamanya. Sebut saja
madrasah Nidhomiyah yang merupakan prakarsa dari penguasa waktu itu yaitu Nizham
al-Mulk yang kemudian tersebar di berbagai wilayah, antara lain, Baghdad,
Naisapur, Isfahan, Bashra, dan Mosul.[2]
B. RUMUSAN MASALAH
- Apakah Pembiayaan Pendidikan itu ?
- Apa sajakah sumber-Sumber pembiyaan Pendidikan
?
- Apa sajakah prinsip-Prinsip Pembiayaan
pendidikan ?
- Bagaimana pembiayaan pendidikan Islam pada
waktu Islam klasik ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
- Untuk mengetahui tentang pembiayaan pendidikan
- Untuk mengetahui
tentang sumber-Sumber pembiyaan Pendidikan
- Untuk mengetahui tentang prinsip-Prinsip
Pembiayaan pendidikan
- Untuk mengetahui tentang pembiayaan
pendidikan Islam pada waktu Islam klasik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Pendidikan
Biaya
pendidikan merupakan salah satu komponen masukan insrumental (instrumen
input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam setiap
upaya pencapaian pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifa kuantitatif maupun
kualitatif—biaya pendidikan memilki peranan yang sangat menentukan. Hampir
tidak ada upaya pendidikan yang mengabaikan peranan biaya, sehinga dapat
dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan tidak akan berjalan.
Biaya
(cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua
jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan, baik dalam
bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Dalam
pengertian ini, misalnya iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi
sarana fisik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya. Bagaimana biaya-biaya
itu direncanakan, diperoleh, dialokasikan, dan dikelola adalah merupakan
persoalan pembiayaan atau pendanaan pendidikan (educational finance).[3]
Dalam
teori dan praktek pembiayaan pendidikan, baik pada tataran makro maupun mikro,
dikenal beberapa kategori biaya pendidikan. Pertama, biaya langsung (direct
cost) dan biaya tidak langsung (Indirec cost). Biaya langsung adalah
segala pengeluaran yang secara langsung menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Biaya tidak langsung adalah pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang
proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi
disekolah, misalnya biaya hidup siswa, biaya ranportasi ke sekolah, biaya
jajan, biaya kesehatan, dan harga kesempatan (opprotunity cost).
Kedua, biaya pribadi (Private cost)
dan biaya sosial (social cost). Adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan atau
dikenal juga pengeluaran rumah tangga (household
expenditure). Biaya social adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan., baik
melalui sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian
digunakan untuk membiayai pendidikan. Biaya yang dikeluarkan pendidikan pada
dasarnya termasuk biaya sosial. Ketiga, biaya dalam bentuk uang (monetary
cost) dan bukan uang (non-Monetary cost). [4]
B. Sumber-Sumber pembiyaan
Pendidikan
Dalam membiyai pendidikan maka dikenal sumber-sumber
pembiayaan pendidikan dalam rangka menunjang proses pelaksanaan pendidikan,
yaitu :
1.
Pemerintah baik pemerintah pusat maupun
Pemerintah Daerah, maupun kedua-duanya, bersifat umum dan khusus serta diperuntukkan
bagi kepentingan pendidikan.
2.
Orang tua atau pesera
didik
3.
Masyarakat baik mengikat
maupun tidak mengikat.[5] Adapaun Dimensi
pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan.
Biaya
rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan
dari tahun ketahun seperti gaji pegawai, (guru dan Non Guru), serta
biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-alat
pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya pengembangan misalnya,
biaya pemeliharaan atau rehab gedung, pertambahan furnitur, serta biaya atu pengeluaran lain untuk barang-barang
yang hasib pakai.[6]
Sedangkan
dilihat dari segi penggunaan, sumberdana dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Anggaran
untuk kegiatan rutin, yaitu gaji dan biaya operasional sehari-hari
sekolah.
- Anggaran
untuk pengembangan sekolah[7]
C. Prinsip-Prinsip
Pengelolaan pembiayaan pendidikan
Bentuk biaya tentunya menjadi sebuah hal yang penting dalam menjalankan sebuah roda pendidikan. Karena tentunya tanpa adanya biaya (dana) dalam proses pendidikan juga pasti tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu pengelola lembaga pendidikan harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengelolaan biaya pendidikan.
Bentuk biaya tentunya menjadi sebuah hal yang penting dalam menjalankan sebuah roda pendidikan. Karena tentunya tanpa adanya biaya (dana) dalam proses pendidikan juga pasti tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu pengelola lembaga pendidikan harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengelolaan biaya pendidikan.
Pengggunaan
keuangan di sekolah didasarkan pada-prinsip-prinsip sebagai berikut :
- Hemat
tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
- Tararah
dan terkendali sesuai dengan rencana, program dan kegiatan
- Pengharusan penggunaan kemampuan
D. Pembiayaan Pendidikan dalam Islam Klasik
Pada
masa Dinasti Umayah ini belum ada pendidikan formal, dimana putra-putra
kholifah Bani Umayyah biasanya akan disekolahkan ke Badiyah, gurun Suriah,
untuk mempelajari bahasa Arab murni, dan mendalami puisi. Kesanalah Muawiyah
mengirimkan putra-puranya yang kemudian menjadi putranya. Yazid. Serang guru (mu'addib)
pada masa ini – biasanya seorang mantan
budak dan beragama Kristen- merupakan figur penting istana. Guru putra khalifah
ini menerima perintah dari ayah murid-muridnya agar, mengajarkan mereka
berenang dan membiasakan mereka untuk agar tidak tidur. Umar II demikian keras
menghajar anaknya jika melanggar tatabahasa Arab, sehinga ia diriwayatkan
menerapkan hukuman cambuk padanya.
Pada
masa ini juga belum dikenal sistem pendidikan madrasah sehingga dalam proses
pendidikan ini berlangsung akan mengunakan masjid sebagai sarana untuk
mempelajari Al-Quran dan al-Hadits. Karena itu, guru, guru-guru paling pertama
dalam Islam adalah para pembaca al-Quran (Qurra'). Pada awal 17 H. 638
M. Kholifah Umar mengirimkan para qurra' keberbagai tempat, dan mengintruksikan
agar masyarakat belajar kepada mereka di masjid setiap hari Jum'at. Umar II
mengutus Yazid bin Al-Habib ke Meisir sebagai hakim agung, yang diriwayakan
menjadi orang yang pertama manjadi guru di sana. Di Khufah kita mengenal al-Dhahak
ibn Muzahim (w.723) yang mendirikan sekolah dasar (kuttab) dan tidak memungut
bayaran dari para siswa. Kemudian pada abad kedua Hijriyah ditemukan seorang
Badui yang mendirikan sekolah dengan
memungut bayaran dari para siswa.[8]
Dari
gambaran realitas sejarah di atas, dapat ketahui bahwa dalam kekhalifahan
Dinasti Umayyah ini ada dua macam sistem, yaitu :
1.
Dimana pada awalnya dalam
segi pendidikan ini tidak dikenakan biaya atau digratiskan, sehingga pembiayaan
lebih menjadi tanggungan penguasa waku itu.
2.
Istilah penarikan biaya ini dikenal kemudian pada abad
kedua yakni pada kelompok Badui dengan
memungut biaya pendidikan pada para siswanya.
Kemudian
pada waktu berdirinya madrasah pada era berikutnya, yakni madrasah Nizhamiyah
(yang didirikan oleh Nizam al-Mulk), memberikan gagasan tentang pembiayaan
pendidikan dilembaga tersebut dengan melakukan kontrol pada semua madrasah
Nizamiyyah, dimana pada masa ini pembiayaan pendidian melalui program wakaf
pemerintah. Kontrol atas madrasah iu dimuat di dalam dokumen weakaf madrasah
Nizamiyah, subansi dari dokumen tersebut, adalah sebagai berikut :
1.
Madrasah Nizamiyyah adalah
wakaf yang disediakan untuk kepentingan madzab Syafi'i.
2.
Harta benda yang diwakafkan
kepada Madrasah Nizamiyyah adalah demi kepentingan penganut madzab Syafi'i.
3.
Pejabat-pejabat utama
madrasah Nizamiyyah harus bermadzhab Syafi'i.
4.
Madrasah Nizamiyyah harus
memiliki seorang tenaga pengajar dibidang kajian al-Quran dan bahasa Arab.
5.
Setiap staf menerima
bagian tertentu atas penghasilan yang bersumber dari harta wakaf madrasah
Nizamiyyah.[9]
Sebagai
suatu lembaga pendidikan, madrasah Nizamiyyah memiliki sarana dan prasarana
yang cukup lengkap, antara lain ruang belajar dalam jumlah banyak, ruang
perpustakaan yang cukup besar, sejumlah asrama untuk pelajar, staf dan para
gurunya, dan juga satu masjid yang yang terleak tidak jauh dari lokasi
madrasah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuk pembiayan
pendidikan pada masa Islam klasik paling tidak ada tiga hal yang perlu dicatat
yaitu :
- Biaya
pendidikan ditanggung oleh pemerintah, seperi halnya pada pemerintahan
Dinasti Bani Umayyah.
- Biaya
Pendidikan digratiskan bagi para siswanya, model ini dikenal dalam
pendidikan yang dilakukan oleh kaum badui dengan melakukan penarikan dana
kepada peserta didiknya.
- Pada
masa madrasah Nizamiyah, pendanaan pendidikan dilakukan melalui wakaf
pemerintah.
B. Saran
Karena
keterbatasan literatur yang dijumpai oleh penulis diperpusakaan, untuk itu
menjadikan kurang maksimalnya makalah ini, sehingga dalam rangka menunjang
kelengakapan makalah ini dimohon mempelajari melalui referensi lain yang lebih
representatif.
DAFTAR RUJUKAN
Arif, Mahmud, Pendidikan Islam
Transformatif, Yogyakarta: LKiS, 2008
Hitti, Philip K.,
History of Arabs, Jakara: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002.
Idi, Abdullah
dan Suharto, Toto, Revitalisasi pendidikan Islam, Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2006
Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan
Islam, Surabaya: Erlangga, 2007
Sulistyorini,
Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: elKAF, 2006.
Supriyadi, Dedi, Satuan Biaya Pendidikan
Dasar dan Menengah, Bandung: P. Remaja Rosda Karya, 2006
[3] Dedi Supriyadi, Satuan Biaya PEndidikan
Dasar dan Menengah, (Bandung: P. Remaja Rosda Karya, 2006), 3.
[4] Dedi Supriyadi, Satuan Biaya Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Bandung: P. Remaja Rosda Karya, 2006), 4.
[9] Abdullah Idi dan
Toto Suharto, Revitalisasi pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006), 25.
1XBet
BalasHapusBetting in India. It can be great to find the most popular brands, especially ones that offer novcasino betting bsjeon.net on sports 1xbet 먹튀 such as https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ football, tennis, Rating: 1/10 · Review by Riku VihreasaariWhere can I find 1xbet?Where 토토사이트 can I find 1xbet betting?